· http://www.rootshell.com
· http://www.antionline.com/archives/documents/advanced/
· http://www.rootshell.com/beta/documentation.html
· http://seclab.cs.ucdavis.edu/papers.html
· http://rhino9.ml.org/textware/
Salah satu referensi menarik lainnya adalah artikel dari Front-line Information Security Team, “Techniques Adopted By ‘System Crackers’ When Attempting To Break Into Corporate or Sensitive Private Networks,” fist@ns2.co.uk & http://www.ns2.co.uk
Lembaga apa saja sebetulnya yang biasanya rentan terhadap serangan cracker ini? Ada cukup banyak sebetulnya mulai dari:
· institusi finansial & bank
· Internet service provider (ISP)
· Perusahaan farmasi
· Lembaga pemerintah & pertahanan
· Perusahaan multinasional
Para cracker ini profile-nya seperti apa? Jika kita perhatikan baik-baik maka umumnya mereka adalah pria berusia antara 16-25 tahun. Mereka umumnya melakukan cracking untuk meningkatkan kemampuan cracking mereka atau untuk menggunakan resource yang ada di jaringan untuk keperluan pribadinya. Umumnya mereka ada opportunis yang secara untung-untung menscan sistem untuk melihat lubang dari sistem. Umumnya setelah berhasil memasuki sistem yang dimaksud kemudian mengambil akses administrator (root) dari sistem tersebut; kemudian membuat akses backdoor agar dikemudian hari dapat memasuki sistem tersebut lagi sambil menutup berbagai lubang security yang ada supaya cracker lain tidak bisa memanfaatkan sistem yang dia kuasai ini.
Sebelum memasuki berbagai teknik yang dipakai oleh para cracker untuk menguasai sistem ada baiknya kita melihat secara sepintas saja metoda apa saja yang digunakan oleh berbagai perusahaan ini untuk menyambungkan ke Internet. Secara sederhana umumnya berbagai perusahaan / instansi menyambung ke Internet menggunakan teknik-teknik firewall dan proxy server untuk akses bagi anggota / karyawan / siswanya agar bisa akses bersama melalui satu saluran komunikasi. Adapun hubungan ke Internet umumnya digunakan untuk hosting webserver, servis e-mail agar bisa berhubungan dengan dunia luar dan memberikan akses ke Internet bagi perusahaan / anggota / siswa.
Dalam setup jaringan komputer yang demikian umumnya webserver bukanlah tempat yang cukup menarik untuk di serang jika kita menginginkan akses ke informasi yang ada dalam corporate network. Kalaupun seorang cracker menyerang webserver umumnya digunakan untuk mengubah file yang ada untuk menjatuhkan citra perusahaan / lembaga. Bagi cracker yang berkeinginan untuk memasuki intranet corporate maka serangan akan dilakukan ke server e-mail karena biasanya server e-mail yang mempunyai saluran secara langsung ke dalam intranet untuk bertukar e-mail antara dunia intranet dan dunia internet. Bagi cracker yang cukup canggih maka serangan akan dilakukan pada router menggunakan scanner secara agresif terhadap protokol managemen SNMP yang akhirnya bisa mengubah router yang ada menjadi jembatan mereka memasuki intranet dari internet.
Setelah mengetahui berbagai modus yang ada di atas mari kita bahas sedikit lebih detail tentang cara mereka menyerang. Teknik pertama yang perlu dilakukan oleh para cracker ini adalah teknik ‘cloak’ yang pada dasarnya menyembunyikan diri pada saar menyerang agar administrator jaringan di ujung sebelah sana tidak menyadari bahwa mesin-nya sedang di serang. Teknik ‘cloak’ yang biasanya digunakan oleh para cracker ini adalah:
· Melakukan bouncing (melompat) dari mesin yang sebelumnya telah di serang melalui program telnet atau remote shell rsh.
· Melakukan bouncing (melompat) dari mesin yang menjalankan windows melalui software wingate mereka.
· Melakukan bouncing (melompat) dari server proxy yang salah di konfigurasinya.
Seorang cracker pada saat menyerang harus mengumpulkan banyak informasi tentang jaringan yang akan dia serang. Beberapa teknik yang umumnya digunakan untuk mengumpulkan informasi tersebut biasanya dijalankan di perangkat Unix (bukan windows) yang antara lain adalah:
· Menggunakan perangkat lunak nslookup dalm memberikan perintah ‘ls
· Melihat file HTML di server Web anda untuk mengidentifikasi host lain di intranet anda.
· Melihat berbagai dokumen yang ada di server file (FTP) anda.
· Melakukan hubungan ke server mail anda menggunakan perintah ‘telnet host 25’ dan memberikan perintah ‘expn
· Mem-‘finger’ pengguna yang memiliki account di mesin yang terbuka di internet.
Selanjutnya adalah mengidentifikasi komponen jaringan apa saja yang di set sebagai komponen yang paling di percaya di jaringan intranet perusahaan tersebut. Biasanya mesin yang digunakan administrator atau server biasanya dipercaya sebagai mesin paling aman di jaringan. Untuk melihat mesin mana yang di anggap paling aman di jaringan biasanya para cracker ini start dengan melihat men-cek daftar export dari Network File System (NFS) ke directory /usr/bin, /etc dan /home dimesin mana saja dilakukan operasi NFS tersebut. Jika bisa mengakses webserver maka bisa juga mengeksploitasi kelemahan Common Gateway Internet (CGI) untuk mengakses file /etc/hosts.allow.
Setelah melihat mesin mana yang dianggap paling aman / paling bisa dipercaya di jaringan intranet yang ingin kita serang. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kelemahan mesin-mesin tersebut. Ada beberapa program yang umumnya bersifat public domain & bisa secara mudah + gratisan di ambil di internet yang bisa digunakan untuk melakukan operasi tersebut, beberapa diantara program di Linux untuk keperluan tersebut adalah ADMhack, mscan, nmap & banyak scanner kecil. Biasanya agar administrator mesin tidak mengetahui bahwa kita melakukan scanning tersebut maka program ini di sembunyikan di balik program ‘ps’ atau ‘netstat’. Jika router di institusi / lembaga lawan tersebut ternyata mengaktifkan kemampuan agar bisa dimanage jarak jauh menggunakan protokol SNMP maka cracker yang lebih canggih bisa mengaktifkan teknik scanning SNMP yang bisa menguasai router tersebut.
Beberapa hal yang biasanya di cek pada saat melakukan scanning pada sebuah alat di jaringan komputer antara lain adalah:
· Scan port TCP dari sebuah mesin.
· Melihat servis RPC yang dijalankan menggunakan portmapper.
· Melihat daftar export melalui nfsd.
· Melihat daftar directory yang di share melalui samba / netbios.
· Melakukan banyak finger untuk mengidentifikasi account default.
· Scan kelemahan Common Gateway Interface (CGI).
· Identifikasi kelemagan berbagai software server yang dijaankan di mesin seperti, sendmail, IMAP, POP3, RPC status & RPC mountd.
Setelah mengetahui kelemahan sistem, cracker tinggal mengambil alih sistem sistem dengan menjalankan program dari jauh untuk mengeksploit kelemahan software daemon server untuk memperoleh akses administrator / root dari mesin anda. Setelah cracker berhasil memperoleh akses ke peralatan yang lemah tadi maka cracker umumnya melakukan operasi pembersihan ‘clean up’ terhadap file log agar tidak terlihat oleh si administrator mesin tentang apa yang dilakukan oleh si cracker. Kemudian cracker akan memasang software / program yang diperlukan untuk membuat ‘backdoor’ agar dikemudian hari dapat mengakses sistem tersebut. Memasang .rhosts file di /usr/bin agar dikemudian hari dapat menjalankan program di mesin yang sudah dikuasai menggunakan perintah rsh & csh dari jauh saja.
Pada titik ini sebetulnya mesin sudah dikuasai tinggal dimanfaatkan saja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh cracker dalam memanfaatkan mesin yang sudah dia kuasai, antara lain:
· Menjadikan jembatan antara Internet dengan intranet network.
· Menginstalasi sniffer untuk melihat traffic yang sedang berjalan di LAN Corporate network di situ bisa dilihat berbagai password, nomor kartu kredit kalau tidak dilindungi. Program cpm di http://www.cert.org/ftp/tools/cpm mungkin bisa membantu memperbaiki interface yang dipasangi sniffer ini.
· Yang paling sial kalau cracker menjalankan perintah ‘rm –rf /&’ karena mesin akan hancur lebur. Anda akan membutuhkan waktu beberapa jam s/d beberapa bulan untuk memperbaikinya kalau anda tidak pernah memback-up setting anda. Hal ini akan sangat berbahaya jika dijalankan di mesin-mesin yang menjalankan operasi ‘mission critical’ misalnya server di perbankan dll.
Onno W. Purbo
0 komentar:
Posting Komentar